Jaran sendiri atau lebih di kenal dengan sebutan kuda masih banyak di temui di Madura tepatnya di kabupaten Sumenep, pulau Talango desa Essang Jawa Timur. Tak sulit menemukan jaran atau kuda di daerah Talango sebagaian warga juga ada yang memelihara jaran, namun tak sedikit juga yang memelihara jaran sebagai bagian dari alat kesenian tradisional warga Talango. Jaran Kencak adalah sebuah kesenian daerah yang menggunakan kuda, di daerah Talango sendiri banyak di temui kesenian Jaran kencak.

            Jaran kencak kerap kali di temui saat ada acara pernikahan dan pertunangan, jaran yang di gunakan adalah jaran secara fisik sama seperti kuda pada umumnya namun yang membedakan jaran yang di gunakan sudah terlatih dan sudah biasa mengikuti seni Jaran kencak dan even-even tertentu. Jarandi latih oleh seorang pelatih sekaligus pemilik kuda biasanya kuda di latih berjalan beririgan dengan pemilik mengelilingi jalan atau lapangan dengan membawa sebuah alat pemukul yang di sebut pecut. Sambil berjalan kuda di latih berjalan mengikuti irama yang biasanya menjadi iring-iringan dengan di tabuhi musik tertentu.

            Plok plok plok suara khas yang di hasilkan oleh bunyi dari irama kaki kuda dengan di iringan musik khasnya saroneen menjadi daya tarik masyarakat Essang sendiri, meskipun seni jaran kencak sering kali di temui di daerah Talango namun antusias warga sekitar tidak pernah sepi akan penontonya. Seni jaran kencak memiliki filosofi yang tidak terpecahkan sampai sekarang. Meskipun seni jaran kencak terlihat biasa karena menggunakan  kelincahan dari seekor kuda dan di iringi musik khas madura namun di balik kesederhanaan seni jaran kencak mengandung simbol simbol dan makna tradisi tersendiri.


Filosofi dari jaran kencak sendiri adalah kuda yang merupakan prajurit dari sebuah kerajaan memberontak kesana kemari karena terdapat musuh yang akan menyerang kerajaan dan kuda dari sebuah kerajaan yang di tunggangi oleh seorang putri dari kerajaan tersebut memberontak serta dengan pakaian pewayangan yang memiliki makna kesatria yang membela mati matian kerajaanya.

            Simbol tradisi yang terdapat pada kesenian jaran kencak sendiri dapat di lihat dari iringan kudanya. Kuda sendiri di ibaratkan sebagai kesatria yang berasal dari sebuah kerajaan yang memiliki sifat rendah hati dan kuat. Pengantin yang di arak-arakan kuda di harapkan memiliki sifat yang di miliki sama seperti kesatria kerajaan. Pengantin pria di naikan kuda jantan dan sebaliknya pengantin wanita di naikan kuda betina yang memiliki sifat layaknya putri dan raja dari kerajaan namun tetap memiliki sifat kuat.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.